China: Tidak Ada Satu Negara yang Bisa Mendikte Aturan Global
BEIJING – Presiden China, Xi Jinping mengecam tatanan internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Hal ini diutarakan Jinping dalam pidato untuk menandai peringatan 50 tahun keanggotaan China di PBB . Dalam kesempatan itu, ia juga memuji sistem politik dan kontribusi global China.
“(Rakyat China) selalu mengejar kebijakan perdamaian luar negeri yang independen, menegakkan keadilan dan dengan tegas menentang hegemonisme dan politik kekuasaan,” kata Jinping, seperti dikutip dari Straits Times, Senin (25/10/2021).
Meskipun dia tidak secara eksplisit menyebut Amerika Serikat, Jinping mengatakan, aturan internasional tidak dapat didikte oleh satu negara atau blok mana pun.
“Aturan internasional hanya dapat ditetapkan bersama oleh 193 anggota PBB. Ini tidak dapat diserahkan kepada keputusan satu negara atau blok mana pun. Aturan internasional harus dipatuhi bersama oleh semua 193 anggota PBB, dan tidak boleh ada pengecualian,” urai Jinping.
Jinping berbicara di sebuah konferensi di Beijing untuk menandai lima dekade sejak “pemulihan kursi sah Republik Rakyat China di PBB”. Beijing mengambil kursi PBB pada tahun 1971, menggantikan Republik China, nama resmi untuk Taiwan, setelah Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing.
Konferensi tersebut dihadiri oleh para diplomat dan perwakilan organisasi internasional di China, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang berpidato di konferensi tersebut secara virtual.
Dalam pidatonya, Jinping menunjuk kontribusi internasional China untuk vaksin dan bantuan terkait pandemic Corona. Ia memuji pencapaian pemerintahannya dalam menghilangkan kemiskinan absolut.“Jalan masing-masing negara harus dinilai, apakah dapat membawa pembangunan ekonomi, kemajuan sosial, peningkatan mata pencaharian, dan stabilitas sosial,” kata Jinping seraya menambahkan bahwa tidak ada peradaban yang lebih besar dari yang lain.
“Tujuan China untuk membangun komunitas masa depan bersama bagi umat manusia, bukan tentang mengganti satu sistem dengan yang lain, atau satu peradaban dengan yang lain. Tetapi, tentang berbagai negara yang berbagi hak dan tanggung jawab,” tambahnya.