AS Peringati 20 Tahun Serangan 9/11, Bendera Taliban Berkibar di Istana Presiden Afghanistan
KABUL – Taliban mengibarkan bendera mereka di atas istana kepresidenan Afghanistan pada Sabtu, saat Amerika Serikat (AS) dan dunia memperingati 20 tahun serangan teroris 11 September.
Juru bicara Taliban, Ahmadullah Muttaqi mengatakan, kain putih dihiasi dengan ayat Al Quran dikibarkan oleh perdana menteri pemerintah sementara Taliban Mullah Mohammad Hassan Akhund, dalam upacara sederhana.
“Pengibaran bendera menandai awal resmi dari pekerjaan pemerintah baru,” katanya seperti dikutip dari AP, Minggu (12/9/2021).
Taliban sebelumnya telah mengumumkan kabinet pemerintahan baru sementara yang komposisinya semua laki-laki dan berasal dari kelompok tersebut. Pengumuman ini disambut dengan kekecewaan oleh masyarakat internasional yang berharap Taliban akan memenuhi janji sebelumnya tentang barisan yang inklusif.
Taliban bahkan mengatur pawai perempuan mereka sendiri. Pawai ini melibatkan puluhan wanita yang tertutup dari ujung rambut sampai ujung kaki, tersembunyi di balik lapisan kerudung hitam. Mereka memenuhi sebuah auditorium di pusat pendidikan Universitas Kabul dengan koreografer yang bagus tentang upaya Barat selama 20 tahun terakhir untuk memberdayakan perempuan.
Para pembicara membacakan naskah pidato merayakan kemenangan Taliban atas Barat yang mereka sebut anti-Islam. Para wanita itu berbaris sebentar di luar halaman tengah, melambaikan poster bertuliskan “wanita yang pergi tidak mewakili kami,” mengacu pada ribuan orang yang melarikan diri karena takut akan tindakan keras Taliban terhadap hak-hak perempuan.
“Kami tidak ingin pendidikan bersama,” bunyi spanduk yang lain.
“9/11 adalah hari di mana dunia memulai propaganda mereka melawan kami yang menyebut kami teroris dan menyalahkan kami atas serangan di Amerika Serikat,” kata direktur pendidikan tinggi Taliban, Maulvi Mohammad Daoud Haqqani, di luar aula.
Di sebuah toko buku berdebu di lingkungan Karte Sangi Kabul, Atta Zakiri, yang menyatakan sebagai seorang aktivis masyarakat sipil mengatakan Amerika salah menyerang Afghanistan setelah 9/11.
Dia menyalahkan invasi yang mengikuti serangan 9/11 karena menciptakan generasi pejuang Taliban garis keras lainnya.
“Taliban seharusnya diizinkan untuk tinggal. Mengapa kita tidak bekerja dengan mereka? Sebaliknya mereka pergi untuk berperang,” katanya.
“Dan sekarang kita kembali ke tempat kita berada 20 tahun yang lalu,” tukasnya.